Hikayat

Hikayat: Do’a untuk sahabat
Alfian Ziza

                Ada banyak orang yang saling mengenal di dunia ini, sebagian dikategorikan atau dianggap sebagai teman. Dari sekian orang yang dianggap sebagai teman, ada orang spesial yang disebut sebagai sahabat. Semoga bisa diambil hal baik sebagai pelajaran kehidupan dari kisah berikut agar kehidupan kita tidak menyesal nantinya.

                Tiga orang di suatu tempat sudah lama menjalin hubungan persahabatan sejak kecil hingga kini beranjak dewasa. Mereka semua hampir mengetahui segala hal satu sama lain, sebagian besar orientasi hidup mereka sama, bahkan sampai ke masalah pribadi masing-masing. Hampir tidak ada meskipun sehari mereka tidak bertemu, pasti ada saja yang mempertemukan mereka setiap waktu.

                Namun ternyata sedekat apapun persahabatan, tetaplah ada sebuah perbedaan. Dimana ada satu orang yang memiliki perbedaan kebiasaan dari dua orang yang lainnya. Mereka semua muslim sejak dari lahir, iya karena kedua orang tua mereka semua juga muslim. Dua dari ketiga orang ini sangat rajin dan gemar beribadah, bahkan tidak pernah telat untuk sholat berjamaah di masjid. Berbeda dengan satu orang yang lainnya, walaupun terlahir sebagai muslim, jangankan ke masjid untuk sholat berjamaah. Sholat saja dia tidak pernah dan bahkan tidak peduli.

                Dalam kebersamaam mereka bertiga setiap harinya, kedua orang yang ahli ibadah tidak pernah lupa dan bosan untuk menasehati satu sahabat baiknya yang lain untuk sholat ke masjid. Setiap waktu mereka juga tidak lupa berdoa agar satu dari sahabat mereka ini segera mendapat hidayah oleh-Nya. Namun entah kenapa satu orang ini tidak pernah mau mendengar nasehat dan selalu mengabaikannya.

                Suatu ketika ba’da maghrib mereka bertiga berjanji untuk saling bertemu di sebuah kedai kopi untuk kumpul bersama pada hari itu. Dan mereka bertiga pun berkumpul di sebuah kedai kopi dan memesan minuman masing-masing dan tidak lama kemudian waktu isya pun datang dengan ditandai berkumandangnya adzan dari masjid yang kebetulan dekat dengan kedai kopi itu. Kedua orang yang ahli ibadah secara langsung bersiap menuju ke masjid terdekat dari kedai kopi itu untuk menunaikan sholat isya berjamaah sambil menunggu minuman yang dipesan dibuat oleh penjual di kedai kopi. Tidak lupa dan tidak bosan kedua orang ini mengajak satu orang yang lain yang tidak pernah sholat. Namun, hasilnya masih sama dengan sebelumnya, dia masih tidak mau diajak sholat ke masjid, dia tidak sholat dan memilih untuk menunggu di kedai kopi tersebut selagi kedua sahabatnya sholat berjamaah ke masjid.
                Sampai suatu ketika, akhirnyaa..

                Selang beberapa hari mereka bertiga kembali membuat janji untuk bertemu di kedai kopi yang sama. Mereka membuat janji untuk berkumpul mulai waktu sore bakda ashar. Ketiganya pun menuju ke tempat itu dengan menggunakan kendaraannya masing-masing. Sore itu turun hujan lebat disertai petir, namun bagaimanapun kondisinya, tidak merungurungkan niat ketiga sahabat ini untuk bertemu di tempat biasa mereka.

                Jam 16.15 sore, dua dari tiga orang sudah tiba di lokasi mereka berkumpul. Lama mereka menunggu hingga waktu maghrib pun tiba dan mereka menunaikan sholat maghrib berjamaah di masjid. Selepas itu, hingga waktu isya sahabat mereka yang satu belum juga datamg ke lokasi tempat mereka berkumpul, di kedai kopi itu. Sudah berkirim pesan whatsapp, hingga ditelpon namun tak juga kunjung ada balasan kabar dari satu sahabat mereka ini. Hingga akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mendatangi ke rumahnya setelah sholat isya berjamaah. Mereka meninggalkan kedai kopi, selepas isya hujan sudah mulai reda dan tersisa gerimis rintik-rintik disertai kabut tipis.

                30 menit perjalanan menggunakan sepeda motor, mereka tiba di rumah sahabat mereka yang dari tadi sore mereka tunggu kedatangannya.

                Hari itu menjadi hari yang paling berbeda, sahabat mereka yang selama ini tidak pernah sholat dan tidak pernah ke masjid. Pada hari itu, kedua orang ini pasti akan selalu mengingat malam itu dalam kehidupannya. Iya, Karena sahabat mereka akhirnya ke masjid. Mereka meneteskan air mata yang tak terbendung lagi. Sahabat yang selama ini tidak pernah mau diajak ke masjid, Pada malam itu datang ke masjid. Kedua sahabat ini saling berpelukan dengan masih meneteskan air mata.

                Satu sahabat mereka sekarang di masjid, di barisan paling depan. Mereka tidak salah melihatnya, betul itu yang di barisan paling depan adalah sahabat mereka yang tidak pernah ke masjid. Dia di barisan paling depan dengan terbujur kaku sedang disholati oleh para kerabatnya. Dia di barisan paling depan di hadapan para jamaah. Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun.

Doa yang selama ini dipanjatkan dari kedua sahabat ini dikabulkan dengan cara yang lain, bukan ini yang diharapkan kedua orang sahabat si ahli ibadah untuk satu sahabat yang dicintainya. Kedua sahabat ini hanya ingin mereka bertiga bisa sholat berjamaah di masjid. Tapi di dunia ini, Tuhan selalu punya cara memberi pelajaran bagi para hambanya.

Sore itu saat hujan deras ternyata satu sahabat mereka mengalami kecelakaan yang mengenaskan ketika hendak menuju ke lokasi mereka bertiga berkumpul. Kecelakaan tragis  yang menyebabkan dia meninggal dunia seketika di TKP. Itu yang menyebabkan sahabat mereka tak kunjung datang.

Sahabat, bukan ini maksud dari doa yang dipanjatkan selama ini, namun tuhan selalu punya caranya sendiri.

Sahabat, belum sempat kita bertiga merasakan indahnya sholat di masjid, Namun Tidak ada yag bisa menolak takdir Tuhan.

Sahabat, akhirnya kau ke masjid juga, di barisan paling depan.      
                                   
                 
               





  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Film Fury

SEDIKIT TENTANG DINDING PENAHAN

Catatan Ramadhan 1439H